“Beranjak dewasa
kakakku Rani tercinta,
Sudah saatnya
belajar berpijar,
Tinggalkan
Jakarta demi masa depan cipta,
Sudah waktunya
kau mulai terjaga …”
DEMIKIANLAH
penggalan lagu “Perhatikan Rani” dari grup band Sheila On 7 yang mungkin tepat
untuk menggambarkan Kota Bitung yang Senin (10/9) genap berusia 21 tahun. Lagu
ini sendiri bercerita tentang seorang anak perempuan bernama Rani yang mulai
beranjak dewasa layaknya usia Kota Bitung saat ini. Dimana dalam lirik lagu
berisi tentang nasehat terhadap Rani dalam menjalani hidup yang mulai beralih
dari masa remaja ke dewasa.
“Beranjak
melentik kakakku Rani yang cantik,
jadikan masa
depanmu menarik,
ingat s’lalu
pesan kedua orangtuamu,
Jalani dengan
hatimu yang tulus…“
Menurut saya
lagu ini sangat cocok dan tepat untuk perayaan HUT Kota Bitung. Pasalnya, di
usia ke-21 yang kini dicapai kota Multidimensi ini perlu banyak bimbingan dan
nasehat layaknya seorang anak manusia yang mulai beranjak dewasa yang perlu
bimbingan agar kota ini lebih maju dan baik kedepan. Terutama dalam
mensejahterakan warganya lewat sejumlah program yang menyentuh langsung
masyarakat Kota Bitung.
Pintu Gerbang Kota Bitung |
Diusia ke-21
ini, saya sendiri mengibartakan Kota Bitung seorang gadis seperti lagu Sheila
On 7 yang beranjak dewasa. Bukan tanpa alasan, karena menurut KUH Perdata / BW,
Kedewasaan seseorang adalah usia 21 tahun atau telah menikah juga Pasal 330 KUH
Perdata, menyetakan orang yang belum dewasa adalah mereka yang belum berusia 21
tahun dan belum belum pernah kawin sebelumnya.
Tak hanya itu,
malah menurut Hurlock, salah satu pakar psikologi perkembangan, masa dewasa
manusia dibagi menjadi 3 tahap yaitu, masa dewasa awal (masa dewasa dini/young
adult). Dimana menurutnya, masa dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan
dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan
emosional, priode isolasi sosial, priode komitmen dan masa ketergantungan,
perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang
baru. Kisaran umurnya antara 21 tahun sampai 40 tahun.
“Dan jangan
takut jangan layu pada semua,
Cobaan yang
menerpamu, jangan layu,
Kami s’lalu
bersamamu dalam derap,
Dalam lelap
mimpi indah… bersamamu…”
Jadi sangat
jelas jika Kota Bitung yang memasuki masa dewasa memerlukan bimbingan dan
arahan yang jelas agar kedepannya tidak salah jalan. Dan jelas tugas ini ada
dipundak pasangan walikota dan wakil walikota ke-10 Kota Bitung, Hanny Sondakh
dan Max Lomban untuk menanamkan langkah awal kota ini dalam menapaki kedewasaan.
Tak mudah
memang, karena diusia ini begitu banyak tantangan dan persoalan yang muncul.
Semua harus memerlukan pemikiran yang matang untuk mengambil suatu keputusan,
tidak seperti usai sebelumnya yakni masa remaja yang boleh dikatakan lebih
banyak menggunakan emosi dalam bertindak tanpa memikirkan akibatnya. Namun
diusai ini, Sondakh-Lomban harus benar-benar jeli dan memerlukan berbagai
kajian dalam memutuskan sesuatu. Jika tidak maka jelas langkah kedepan Kota
pelabuhan ini akan menimbulkan persoalan baru.
Salah satu sudut Kota Bitung |
Mungkin sekedar
masukan bagi Sondakh-Lomban dalam HUT ke-21 ini dalam membawa Kota Bitung lebih
kearah dewasa. Yakni dengan jalan lebih fokus lagi terhadap persoalan
kemasyarakat yang selama ini belum juga terpecahkan. Seperti persoalan status
tanah Pulau Lembeh, jalan Lingkar Lembeh, keberadaan imigrasi gelap,
pembangunan infrastruktur diwilayah pinggiran seperti daerah Kasawari,
Makawidey dan sekitarnya, juga Batuputih.
Jangan hanya
fokus pada program-program yang ditelorkan pemerintah Provinsi atau pusat,
sebab belum tentu program yang datang dibawa ke Kota Bitung cocok dengan
masyarakat kita. Seperti Minapolitan yang saat ini sementara gencar-gencarnya
dibicarakan, namun coba kita melihat kondisi nelayan yang ada disepanjang garis
pantai Menembo-nembo hingga Aertembaga yang kian tersisih. Sangat jelas
kontradiktif dengan program Minapolitan yang katanya bertujuan untuk mengangkat
nelayan kecil, tapi buktinya, program tersebut belum berjalan nelayan kecil
sudah menjerit karena tidak ada lahan untuk menambatkan perahu.
Belum lagi jika
memang nantinya kapal-kapal luar begitu bebas masuk keluar Selat Lembeh
mengangku ikan, apakah nelayan kecil akan merasakan program tersebut. Atau
hanya menjadi penonton saja dan menjadi pendongeng bagi anak cucunya kelak soal
kekayaan laut Kota Bitung yang kini mulai dikuasai pengusaha.
Untuk itu
diharapkan, Sondakh-Lomban bisa berani dalam mengambil langkah atau kebijakan.
Terutama program yang berhubungan langsung dengan masyarakat agar seluruh
masyarakat bisa tumbuh bersama menuju kedewasaan. Dan sangatlah disayangkan
jika hanya usia yang bertambah dewasa namun warganya masih tetap saja berusia
remaja karena tidak adanya perhatian.
“Padamkan
sekejap warna-warni duniamu,
Saat kau mulai
kehilangan arah,
Nyalakan sekejap
warna-warni duniamu,
Saat berjalanmu
kembali tegap…”
Salah satu sudut Kota Bitung |
Belajar dan
banyak mendengar aspirasi masyarakat adalah hal yang tepat untuk membawa Kota
Ikan ini ke arah dewasa. Dan mungkin tidak salah jika, Sondakh-Lomban mengikuti
cara DPRD Kota Bitung melakukan reses atau berrdialog langsung dengan
masyarakat. Mendengar apa yang menjadi keluhan secara langsung dan bersama-sama
mencari solusi.
Karena jelas
jika Sondakh-Lomban hanya mendengar laporan maka tidak menutup kemungkinan apa
yang diinginkan masyarakat tidak akan sampai. Karena tidak menutup kemungkinan
ada pejabat yang hanya Asal Bapak Senang (ABS) yang hanya melaporkan hal-hal
yang indah saja. Dan saya rasa hal ini tidaklah sulit dilakukan. Mungkin dalam
sebulan cukup 1 atau 2 jam untuk berbaur dengan masyarakat, mendengar apa yang
menjadi keluhan dan sebagainya yang tentu harus ditindaklanjuti. Bukan hanya
sekedar didengar saja.
Dengan demikian,
saya percaya usia kota ini yang beranjak dewasa akan ikut mendewasakan
masyarakatnya lewat perhatian dan program yang lebih berpihak kepada
masyarakat. Selama ulang tahun Kota Bitung, semoga engkau tidak salah dalam
melangkah dan menetukan masa depanmu. Dirgahayu Kota Bitung.(*)
Catatan dalam
rangka HUT Kota Bitung ke-21 tahun, dipublikasikan lewat http://beritamanado.com/kota-bitung-2/bitung-yang-beranjak-dewasa/57117/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar