awal

Laman

Jumat, 21 Oktober 2011

Bitung Yang Beranjak Dewasa


“Beranjak dewasa kakakku Rani tercinta,
Sudah saatnya belajar berpijar,
Tinggalkan Jakarta demi masa depan cipta,
Sudah waktunya kau mulai terjaga …”

DEMIKIANLAH penggalan lagu “Perhatikan Rani” dari grup band Sheila On 7 yang mungkin tepat untuk menggambarkan Kota Bitung yang Senin (10/9) genap berusia 21 tahun. Lagu ini sendiri bercerita tentang seorang anak perempuan bernama Rani yang mulai beranjak dewasa layaknya usia Kota Bitung saat ini. Dimana dalam lirik lagu berisi tentang nasehat terhadap Rani dalam menjalani hidup yang mulai beralih dari masa remaja ke dewasa.

“Beranjak melentik kakakku Rani yang cantik,
jadikan masa depanmu menarik,
ingat s’lalu pesan kedua orangtuamu,
Jalani dengan hatimu yang tulus…“

Menurut saya lagu ini sangat cocok dan tepat untuk perayaan HUT Kota Bitung. Pasalnya, di usia ke-21 yang kini dicapai kota Multidimensi ini perlu banyak bimbingan dan nasehat layaknya seorang anak manusia yang mulai beranjak dewasa yang perlu bimbingan agar kota ini lebih maju dan baik kedepan. Terutama dalam mensejahterakan warganya lewat sejumlah program yang menyentuh langsung masyarakat Kota Bitung.

Pintu Gerbang Kota Bitung
Diusia ke-21 ini, saya sendiri mengibartakan Kota Bitung seorang gadis seperti lagu Sheila On 7 yang beranjak dewasa. Bukan tanpa alasan, karena menurut KUH Perdata / BW, Kedewasaan seseorang adalah usia 21 tahun atau telah menikah juga Pasal 330 KUH Perdata, menyetakan orang yang belum dewasa adalah mereka yang belum berusia 21 tahun dan belum belum pernah kawin sebelumnya.

Tak hanya itu, malah menurut Hurlock, salah satu pakar psikologi perkembangan, masa dewasa manusia dibagi menjadi 3 tahap yaitu, masa dewasa awal (masa dewasa dini/young adult). Dimana menurutnya, masa dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, priode isolasi sosial, priode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Kisaran umurnya antara 21 tahun sampai 40 tahun.

“Dan jangan takut jangan layu pada semua,
Cobaan yang menerpamu, jangan layu,
Kami s’lalu bersamamu dalam derap,
Dalam lelap mimpi indah… bersamamu…”

Jadi sangat jelas jika Kota Bitung yang memasuki masa dewasa memerlukan bimbingan dan arahan yang jelas agar kedepannya tidak salah jalan. Dan jelas tugas ini ada dipundak pasangan walikota dan wakil walikota ke-10 Kota Bitung, Hanny Sondakh dan Max Lomban untuk menanamkan langkah awal kota ini dalam menapaki kedewasaan.

Tak mudah memang, karena diusia ini begitu banyak tantangan dan persoalan yang muncul. Semua harus memerlukan pemikiran yang matang untuk mengambil suatu keputusan, tidak seperti usai sebelumnya yakni masa remaja yang boleh dikatakan lebih banyak menggunakan emosi dalam bertindak tanpa memikirkan akibatnya. Namun diusai ini, Sondakh-Lomban harus benar-benar jeli dan memerlukan berbagai kajian dalam memutuskan sesuatu. Jika tidak maka jelas langkah kedepan Kota pelabuhan ini akan menimbulkan persoalan baru.

Salah satu sudut Kota Bitung
Mungkin sekedar masukan bagi Sondakh-Lomban dalam HUT ke-21 ini dalam membawa Kota Bitung lebih kearah dewasa. Yakni dengan jalan lebih fokus lagi terhadap persoalan kemasyarakat yang selama ini belum juga terpecahkan. Seperti persoalan status tanah Pulau Lembeh, jalan Lingkar Lembeh, keberadaan imigrasi gelap, pembangunan infrastruktur diwilayah pinggiran seperti daerah Kasawari, Makawidey dan sekitarnya, juga Batuputih.

Jangan hanya fokus pada program-program yang ditelorkan pemerintah Provinsi atau pusat, sebab belum tentu program yang datang dibawa ke Kota Bitung cocok dengan masyarakat kita. Seperti Minapolitan yang saat ini sementara gencar-gencarnya dibicarakan, namun coba kita melihat kondisi nelayan yang ada disepanjang garis pantai Menembo-nembo hingga Aertembaga yang kian tersisih. Sangat jelas kontradiktif dengan program Minapolitan yang katanya bertujuan untuk mengangkat nelayan kecil, tapi buktinya, program tersebut belum berjalan nelayan kecil sudah menjerit karena tidak ada lahan untuk menambatkan perahu.

Belum lagi jika memang nantinya kapal-kapal luar begitu bebas masuk keluar Selat Lembeh mengangku ikan, apakah nelayan kecil akan merasakan program tersebut. Atau hanya menjadi penonton saja dan menjadi pendongeng bagi anak cucunya kelak soal kekayaan laut Kota Bitung yang kini mulai dikuasai pengusaha.

Untuk itu diharapkan, Sondakh-Lomban bisa berani dalam mengambil langkah atau kebijakan. Terutama program yang berhubungan langsung dengan masyarakat agar seluruh masyarakat bisa tumbuh bersama menuju kedewasaan. Dan sangatlah disayangkan jika hanya usia yang bertambah dewasa namun warganya masih tetap saja berusia remaja karena tidak adanya perhatian.

“Padamkan sekejap warna-warni duniamu,
Saat kau mulai kehilangan arah,
Nyalakan sekejap warna-warni duniamu,
Saat berjalanmu kembali tegap…”

Salah satu sudut Kota Bitung
Belajar dan banyak mendengar aspirasi masyarakat adalah hal yang tepat untuk membawa Kota Ikan ini ke arah dewasa. Dan mungkin tidak salah jika, Sondakh-Lomban mengikuti cara DPRD Kota Bitung melakukan reses atau berrdialog langsung dengan masyarakat. Mendengar apa yang menjadi keluhan secara langsung dan bersama-sama mencari solusi.

Karena jelas jika Sondakh-Lomban hanya mendengar laporan maka tidak menutup kemungkinan apa yang diinginkan masyarakat tidak akan sampai. Karena tidak menutup kemungkinan ada pejabat yang hanya Asal Bapak Senang (ABS) yang hanya melaporkan hal-hal yang indah saja. Dan saya rasa hal ini tidaklah sulit dilakukan. Mungkin dalam sebulan cukup 1 atau 2 jam untuk berbaur dengan masyarakat, mendengar apa yang menjadi keluhan dan sebagainya yang tentu harus ditindaklanjuti. Bukan hanya sekedar didengar saja.

Dengan demikian, saya percaya usia kota ini yang beranjak dewasa akan ikut mendewasakan masyarakatnya lewat perhatian dan program yang lebih berpihak kepada masyarakat. Selama ulang tahun Kota Bitung, semoga engkau tidak salah dalam melangkah dan menetukan masa depanmu. Dirgahayu Kota Bitung.(*)

Catatan dalam rangka HUT Kota Bitung ke-21 tahun, dipublikasikan lewat http://beritamanado.com/kota-bitung-2/bitung-yang-beranjak-dewasa/57117/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dikunjungi