Anak-anak Desa Bahowo |
PEKIKAN tawa dan canda riang dari
puluhan anak kecil menyambut kedatangan kami Tim Jelajah Swara Kita (TJ-SK) di
desa Bahowo Kecamatan Bunaken yang berada di sisi Utara kota Manado. Hanya
diperlukan waktu satu jam lebih untuk menuju ke desa ini dengan menggunkan
kendaraan bermotor dan mungkin desa ini belum terlalu dikenal seperti desa yang
lain seperti Molas dan Tongkeina. Padahal dari sisi keindahan pemandangan
pantai dan laut desa yang berada tepat di perbatasan antara Manado dengan Minut
tak kalah menariknya dengan panorama yang dimiliki desa tetangganya.
Di desa ini sendiri, aktivitas Diving
sudah tidak asing lagi bagi warganya utamanya yang berprofesi sebagai nelayan. Karena
hampir setiap hari ada saja yang melakukan penyelaman tepat didepan pantai
Bahowo seperti yang kami temui ketika berada di desa ini.
“Walaupun desa kami belum terlalu
dikenal diluar namun keindahan lautnya sudah tidak asing bagi wisatawan luar.
Ini ditandai dengan hampir setiap hari ada saja yang diving di lokasi,” terang
salah seorang warga yang disapa dengan panggilan Bu’, dimana dirinya
berkesempatan mengantar TJ-SK untuk melihat-lihat keindahan laut dengan
perahunya.
Apa yang dikatakan warga ini memang
benar karena pada hari itu terlihat dua kelompok sedang melakukan wisata laut dan
diperkirakan tiap kelompok berjumlah puluhan wisatawan luar.
Keindahan Desa Bahowo dengan hutan bakau |
Rupanya tak hanya keindahan laut pulau
Buneken yang menjadi incaran wisatawan namun keindahan pemandangan dibawah laut
juga tersebar dipulau lain seperti di desa ini yang menjadi salah satu lokasi
yang digemari tentu tak lepas dari kesadaran warga desa Bahowo dalam menjaga
lingkingunnya. Hal tersebut dapat terlihat jelas dengan masih terpeliharanya
hutan bakau di desa ini yang boleh dikatakan masih begitu lebat sehingga biota
laut tetap terjaga.
Walaupun demikian desa Bahowo ini
sendiri belumlah merasakan sepenuhnya sentuhan langsung dari pemerintah malah
terkesan kurang diperhatikan, ini ditandai dengan sarana infrastruktur berupa
jalan ke desa ini mengalami kerusakan dimana-mana dan hingga saat ini belum ada
tanda-tanda dari instansi terkait untuk memperbaiki.
Padahal dari pengamatan TJ-SK lokasi
desa Bahowo sangat strategis untuk dibangun dermaga penyebrangan antar pulau
karena dari lokasi ini jarak pulau Bunaken, Siladen, Montehage, Manado Tua,
Nain begitu dekat dan hanya dalam hitungan menit kita sudah dapat menginjakkan
kaki ke pulau tersebut apalagi jiga menggunakan perahu motor dan tentu saja
dengan biaya transpor yang lebih murah dibandingkan harus berangkat dari
pelabuhan yang ada sekarang yakni Kuala Jengki.
Pulau Bunaken dan Siladen begitu dekat dengan Desa Bahowo |
Menurut masyarakat yang ada di desa ini
untuk menjangkau pulau-pulau tersebut kerap kali mereka hanya menggunakan
sampan karena jarak yang tak terlalu jauh utamanya pulau Siladen. Pulau Siladen
sendiri posisinya sangat berdekatan dengan desa ini dan jika air surut
kemungkinan kita dapat berenang ke pulau tersebut.
“Dari tahun lalu rencana pembangunan
dermaga kami sudah dengar namun entah kenapa realisasi pembangunan tersebut
belum berjalan,” terang kepala lingkungan IV desa Bahowo Benyamin Loho.
Dirinya
sendiri sangat berharap pembangunan tersebut dapat terlaksana karena dengan
demikian pendapat warganya dapat meningkat dengan cara menyipkan jasa penyewaan
perahu bagi wisatawan yang hendak menyebrang ke pulau.
Pun demikian dalam waktu dekat ini
dirinya berencana untuk membuat dermaga sederhana dari kayu karena selama ini
warganya mengalami kesulitan untuk menambatkan perahunya. Didesa Bahowo ini
sendiri dihuni 98 kepala keluarga dengan luas kurang lebih 60 hektar dan sifat
gotong royong masih sangat kental terasa di desa ini. Selain berprofesi sebagai
Nelayan sebagian warga juga ada yang bertani dan buruh banguan.
Ana-anak Desa Bahowo asik berenang di tepi pantai |
Di desa ini sarana yang ada hanya sarana
kesehatan berupa puskesmas dan sekolah itupun bantuan dari pihak swasta bukan
dari pemerintah.
“Kami sangat berharap pemerintah juga
dapat memberikan perhatian kepada kami jangan hanya pihak swasta,” imbau Loho.
Dari informasi pembanguanan sarana tersebut berasal dari salah seorang
wisatawan asing yang berinisiatif untuk membangun klinik yang namun para warga
menyebutnya puskesmas dan banguan sekolah dasar.
Tak hanya kedua banguan tersebut bak-bak
sampah juga ikut dibangun olehnya. Sangat ironis memang warga lebih merasakan
perhatian dari pihak luar daripada pemerintah kita sendiri dan konon menurut
salah seorang pemilik resort di lokasi tersebut pemerintah hanya lebih
memperhatikan masalah pembayaran pajak daripada hal-hal penting lain seperti
infrastruktur penunjang dan yang paling utama pemberdayaan masyarakat yang ada
dilokasi waisata.(abinenobm/tj-sk)
dipublikasikan SKH Swara Kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar