awal

Laman

Sabtu, 09 Juni 2012

Ketika Lingkungan Hanya Sebatas Isu

Aktivitas pertambangan PT Freeport di Papua 
ISU mengenai masalah lingkungan begitu gencar kita dengar selama ini. Bahkan hingga hari ini, Selasa (5/6) bertepatan dengan peringatan hari lingkungan hidup sedunia isu lingkungan menduduki rating pertama yang kerap kali menjadi bahan pembicaraan.

Tahun ini, tema hari lingkungan hidup sedunia sesuai United Nations Environment Programme (UNEP) adalah  “Green Economy: Does it include you?“. Kemudian dalam pelaksanaannya di Indonesia, tema Hari Lingkungan Hidup global tahun 2012 ini diadaptasi dalam tema Hari Lingkungan Hidup (World Environment Day) tingkat nasional menjadi “Ekonomi Hijau: Ubah Perilaku, Tingkatkan Kualitas Lingkungan”.

Tema ini menyoroti dua hal. Pertama ekonomi hijau adalah penting demi mewujudkan masa depan yang lebih cerah. Kedua, setiap orang baik individu, pemerintah, swasta, maupun masyarakat sipil merupakan komponen penting dalam mewujudkan ekonomi hijau. Tema ini pun erat kaitannya dengan tahun 2012 yang ditetapkan oleh PBB sebagai Tahun Internasional Energi Terbarukan untuk Semua.

Menarik memang. Karena setiap tahunnya, isu dan tema dalam rangka hari lingkungan hidup sedunia beragam dan penuh dengan makna. Namun sayangnya, isu lingkungan ini tidak setenar dengan implementasi dilapangan. Karena hingga saat ini, detik ini, masih saja ada pohon yang tumbang akibat mesin gergaji. Satwa yang mati karena aksi perburuan dan wilayah hutan yang tergusur akibat pertambangan. Lalu apa manfaatnya isu lingkungan tiap hari dihembuskan ?

Masalah isu lingkungan yang begitu “top” juga menjadi tren di tanah Nyiur Melambai. Bahkan masih melekat dalam ingatan “perjuangan” Gubernur Sulut menyatakan penolakan terhadap rencana beroperasinya perusahaan tambang PT Meares Soputan Mining (MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN) karena dianggap mengancam lingkungan. Tapi rupanya itu hanya “slogan” semata, karena beberapa tahun kemudia kedua perusahaan ini begitu leluasa melakukan aktivitas dan tidak ada lagi penolakan yang katanya dulu mengancam lingkungan dan kelangsungan hidup masyarakat.

Kini PT TTN dan MSN seakan tidak terbendung merubah bentangan alam dan memutus lalulintas satwa Minut-Kota Bitung. Bahkan terkesan, oknum-oknum yang dulunya begitu vokal menyatakan penolakan mengatasnamakan lingkungan hanya tutup mata dan “pura-pura” tidak melihat aktivitas pertambangan PT TTN dan MSN.

Lalu bagaimana dengan Kota Bitung yang memegang slogan Hidup Sehat Ramah Lingkungan kemudian diganti menjadi Hidup Sehat Mari Jaga Lingkungan. Sepintas dari slogan saja, kota pelabuhan ini terkesan sangat pro terhadap lingkungan. Tapi sayangnya, persoalan lingkungan di kota segudang prestasi ini tidak jauh beda dengan daerah lain.

Mulai dari masalah pengolahan limbah yang kini belum ditangani dengan serius Pemkot Bitung. Terbukti dari sampah rumah tangga yang rencananya digabungkan dengan limbah pengolahan batu bara dari sejumlah perusahaan industri. Sampah plastik di Selat Lembeh yang tidak kunjung teratasi. Keberadaan hutan yang kian hari semakin susut karena alasan Kota Bitung tidak memiliki polisi hutan atau Polhut untuk melakukan penjagaan.

Padahal dari catatan jumlah keseluruhan hutan yang ada diwilayah Kota Bitung ada 13.401 hektar. Luas hutan ini terdiri atas hutan lindung Klabat 1.471 hektar, hutan lindung Wiau 2.520 hektar dan Lembeh 620 hektar. Sedangkan hutan Cagar Alam Bitung seluar 7.518 hektar yangterdiri dari hutan Tangkoko 3219 hektar, Dua Sudara 4.299 dan hutan wisata alam 1250 hektar yang dibagi atas Batu Angus 635 hektar, Batu Putih 615 hektar dan hutan wisata Danowudu 21,5 hektar.

Lebih memimiriskan, keberadaan hutan Wiau kini terancam dengan aktivitas PT MSM. Dan persoalan ini seakan menambah persoalan lingkungan yang mendera kota yang selalu mengutamakan slogan lingkungan ini. Padahal belum tuntas perubahan bentangan alam di sejumlah wilayah Pulau Lembeh, kini masalah ancaman lingkungan perusahaan pertambangan ada didepan mata dan Pemkot Bitung seakan diam.

Semoga saja di hari lingkungan hidup sedunia ini, Kota Bitung bisa berkaca kepada slogan yang telah diagung-agungkan selama ini. Selamat Hari Lingkungan Hidup Sedunia, semoga saja isu lingkungan tidak hanya sebatas isu semata untuk mencari popularitas.(*)

dipublikasikan http://beritamanado.com/berita-utama/ketika-lingkungan-hanya-sebatas-isu/102609/ dan Harian Tribun Manado Rabu 6 Juni 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dikunjungi