awal

Laman

Minggu, 10 Juni 2012

Menatap Sileden Dari Bahowo


Anak-anak Desa Bahowo
PEKIKAN tawa dan canda riang dari puluhan anak kecil menyambut kedatangan kami Tim Jelajah Swara Kita (TJ-SK) di desa Bahowo Kecamatan Bunaken yang berada di sisi Utara kota Manado. Hanya diperlukan waktu satu jam lebih untuk menuju ke desa ini dengan menggunkan kendaraan bermotor dan mungkin desa ini belum terlalu dikenal seperti desa yang lain seperti Molas dan Tongkeina. Padahal dari sisi keindahan pemandangan pantai dan laut desa yang berada tepat di perbatasan antara Manado dengan Minut tak kalah menariknya dengan panorama yang dimiliki desa tetangganya.

Di desa ini sendiri, aktivitas Diving sudah tidak asing lagi bagi warganya utamanya yang berprofesi sebagai nelayan. Karena hampir setiap hari ada saja yang melakukan penyelaman tepat didepan pantai Bahowo seperti yang kami temui ketika berada di desa ini.

“Walaupun desa kami belum terlalu dikenal diluar namun keindahan lautnya sudah tidak asing bagi wisatawan luar. Ini ditandai dengan hampir setiap hari ada saja yang diving di lokasi,” terang salah seorang warga yang disapa dengan panggilan Bu’, dimana dirinya berkesempatan mengantar TJ-SK untuk melihat-lihat keindahan laut dengan perahunya.

Apa yang dikatakan warga ini memang benar karena pada hari itu terlihat dua kelompok sedang melakukan wisata laut dan diperkirakan tiap kelompok berjumlah puluhan wisatawan luar.

Keindahan Desa Bahowo dengan hutan bakau
Rupanya tak hanya keindahan laut pulau Buneken yang menjadi incaran wisatawan namun keindahan pemandangan dibawah laut juga tersebar dipulau lain seperti di desa ini yang menjadi salah satu lokasi yang digemari tentu tak lepas dari kesadaran warga desa Bahowo dalam menjaga lingkingunnya. Hal tersebut dapat terlihat jelas dengan masih terpeliharanya hutan bakau di desa ini yang boleh dikatakan masih begitu lebat sehingga biota laut tetap terjaga.

Walaupun demikian desa Bahowo ini sendiri belumlah merasakan sepenuhnya sentuhan langsung dari pemerintah malah terkesan kurang diperhatikan, ini ditandai dengan sarana infrastruktur berupa jalan ke desa ini mengalami kerusakan dimana-mana dan hingga saat ini belum ada tanda-tanda dari instansi terkait untuk memperbaiki.

Padahal dari pengamatan TJ-SK lokasi desa Bahowo sangat strategis untuk dibangun dermaga penyebrangan antar pulau karena dari lokasi ini jarak pulau Bunaken, Siladen, Montehage, Manado Tua, Nain begitu dekat dan hanya dalam hitungan menit kita sudah dapat menginjakkan kaki ke pulau tersebut apalagi jiga menggunakan perahu motor dan tentu saja dengan biaya transpor yang lebih murah dibandingkan harus berangkat dari pelabuhan yang ada sekarang yakni Kuala Jengki.

Pulau Bunaken dan Siladen begitu dekat dengan Desa Bahowo
Menurut masyarakat yang ada di desa ini untuk menjangkau pulau-pulau tersebut kerap kali mereka hanya menggunakan sampan karena jarak yang tak terlalu jauh utamanya pulau Siladen. Pulau Siladen sendiri posisinya sangat berdekatan dengan desa ini dan jika air surut kemungkinan kita dapat berenang ke pulau tersebut.

“Dari tahun lalu rencana pembangunan dermaga kami sudah dengar namun entah kenapa realisasi pembangunan tersebut belum berjalan,” terang kepala lingkungan IV desa Bahowo Benyamin Loho. 

Dirinya sendiri sangat berharap pembangunan tersebut dapat terlaksana karena dengan demikian pendapat warganya dapat meningkat dengan cara menyipkan jasa penyewaan perahu bagi wisatawan yang hendak menyebrang ke pulau.

Pun demikian dalam waktu dekat ini dirinya berencana untuk membuat dermaga sederhana dari kayu karena selama ini warganya mengalami kesulitan untuk menambatkan perahunya. Didesa Bahowo ini sendiri dihuni 98 kepala keluarga dengan luas kurang lebih 60 hektar dan sifat gotong royong masih sangat kental terasa di desa ini. Selain berprofesi sebagai Nelayan sebagian warga juga ada yang bertani dan buruh banguan.

Ana-anak Desa Bahowo asik berenang di tepi pantai
Di desa ini sarana yang ada hanya sarana kesehatan berupa puskesmas dan sekolah itupun bantuan dari pihak swasta bukan dari pemerintah.

“Kami sangat berharap pemerintah juga dapat memberikan perhatian kepada kami jangan hanya pihak swasta,” imbau Loho. 

Dari informasi pembanguanan sarana tersebut berasal dari salah seorang wisatawan asing yang berinisiatif untuk membangun klinik yang namun para warga menyebutnya puskesmas dan banguan sekolah dasar.

Tak hanya kedua banguan tersebut bak-bak sampah juga ikut dibangun olehnya. Sangat ironis memang warga lebih merasakan perhatian dari pihak luar daripada pemerintah kita sendiri dan konon menurut salah seorang pemilik resort di lokasi tersebut pemerintah hanya lebih memperhatikan masalah pembayaran pajak daripada hal-hal penting lain seperti infrastruktur penunjang dan yang paling utama pemberdayaan masyarakat yang ada dilokasi waisata.(abinenobm/tj-sk)

dipublikasikan SKH Swara Kita 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dikunjungi